Minggu, 07 Juni 2015

Sepertiga Malam

Mataku terbuka.
Kulirik jam weker doraemonku, jarum jam menunjukkan pukul 02.30 (setengah tiga) pagi. Duh, rasanya beraaaaaaattt sekali untuk beranjak dari kasur dan melangkahkan kaki dengan Tuhanku, tapi aku takuuutt! Takut pada kesunyian yang menyusup pada tulang-tulang dan nadiku. Takut yang membuatku merasakan kedinginan akibat kesunyian malam itu.
Aku pun menyerah.

Mataku terbuka lagi.
Duh, sudah pukul 03.30 (setengah empat) pagi. Tak ada suara, yang ada hanya dingin yang menusuk tulang-tulangku. Fajar 'kan memancar, mentari 'kan berseri, tetapi aku masih bersembunyi dalam selimut. Aku takut untuk beranjak.
Aku menyerah lagi.

Akhirnya...
Aku terbangun, benar-benar terbangun, ketika panggilan untuk sholat shubuh telah dikumandangkan oleh sang mu'adzin di masjid samping rumahku.
Ah, aku melewatkan banyak waktu untuk bertemu dengan-Mu lebih dekat.
Aku kalah oleh ketakutanku.

Camotzer's